Jenis Burung Pleci

Sabungayamindonesiaku.org – Burung ini adalah Pleci (Zosterops), burung yang secara fisik memiliki warna dominan hijau kekuningan atau hijau zaitun. Di kalangan para penggemar burung pekicau, sedikitnya ada empat jenis Pleci yang biasanya menjadi pilihan untuk dipelihara, yakni, Pleci Black Capped atau disebut juga kacamata topi hitam, Pleci Montanus, Pleci Buxtoni dan Pleci Auriventer.

Merawat burung Pleci bisa dikatakan mudah bila si empunya tahu cara memperlakukan burung lucu yang lincah ini. Banyak penghobi yang sukses menjinakkan burung ini dan membuatnya bersuara keras dengan berbagai macam variasi atau istilahnya gacor.

Salah satunya adalah Totok Rawi, pleci mania yang sudah belasan tahun memelihara burung lokal yang habitatnya banyak ditemukan di semak-semak, perkebunan dan areal persawahan ini.

Totok berbagi tips bagaimana agar burung Pleci yang di alam liar hobinya wara-wiri dari satu dahan ke dahan lainnya ini menjadi jinak dan memiliki mental yang bagus. Kuncinya menurut Totok adalah pada perawatan harian.

“Sebagus apapun bakalan Pleci, kalau perawatan hariannya kurang tepat, burung ngga akan jinak apalagi bunyi sampai ngerol. Pengalaman saya, memandikan burung secara rutin setiap pagi dan sore dengan cara disemprot akan mempercepat burung menjadi jinak,” terang Totok sembari mengelus burung Pleci Black Capped miliknya dengan tangan, Jumat (9/1).

Baca juga : Jenis Burung Kacer

Burung Pleci milik Totok ini memang terlihat tenang dan tak takut dengan gerak-gerik manusia yang ada di sekelilingnya, bahkan, ketika jari tangan dimasukkan ke sangkar, burung ini merespon dengan cara mematuk. Totok menjelaskan, paling cepat butuh waktu sekitar dua minggu untuk membuat burung jinak seperti miliknya.

Sabungayamindonesiaku, Telaten

Ketelatenan dan ketekunan merawat burung ini, menurut Totok adalah faktor yang menentukan. Burung Pleci yang hobinya tak bisa diam ini, ternyata bisa dielus layaknya burung Nuri atau Kakatua yang sudah dilatih.

Lanjut Totok, memilih bakalan burung yang bagus juga menjadi faktor yang memberi andil apakah burung tersebut nantinya akan potensi gacor atau tidak. Setidaknya, selama ini Totok memiliki acuan sendiri saat memilih bakalan burung Pleci.

“Kalau soal jinak mungkin semua bisa dibikin jinak, tapi kalau suara, kita harus lebih dulu jeli memilih bakalan yang bagus. Gampang-gampang susah saat memilih di ombyokan. Mudahnya, lihat dari postur, pilih burung yang posturnya lebih besar dari yang lainnya, meskipun tak menutup kemungkinan, postur kecil dengan tubuh panjang juga berpotensi memiliki suara yang bagus,” jelas Totok.

Soal suara atau kicauan burung, Totok menambahkan, kuncinya saat mastering dilakukan. Burung Pleci bisa bersuara enak atau merdu dengan beragam variasi bila rajin melakukan mastering dengan burung asli. Bisa saja menggunakan suara dari mp3, namun hasilnya akan lain.

“Mastering bisa dilakukan dengan membuka separo kerodong. Kalau kerodong ditutup penuh, burung malah tidur, kalau dibuka semua burung juga loncat sana-sini. Pemberian extrafooding juga penting, bisa diberikan tiga hari sekali, boleh kroto atau ulat.